Bangka, SuaraBabelNews.com,-
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian Perikanan dan Kelautan Universitas Bangka Belitung (BEM KM FPPK UBB) melakukan kunjungan sekaligus menggelar Workshop Coffe Conversation dengan tema “Membangun Mindset Kewirausahaan Generasi-Z: Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Inovatif dalam Berwirausaha”, pada Sabtu, (5/10/3024).
Kegiatan yang berlangsung di rumah Owner Kopi Petaling di Desa Petaling, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini, merupakan program kerja dari Departemen Ekonomi dan Kreatif BEM KM FPPK UBB yang bertujuan untuk mengajak mahasiswa/i, khususnya di Bangka Belitung, untuk mengenal proses produksi kopi yang saat ini kurang diminati oleh generasi muda.
Atas dasar tersebut sehingga harus adanya tindakan nyata dari mahasiswa/i sebagai regenerasi pertanian. Selain itu, acara ini juga membahas masa depan kopi di Bangka Belitung serta inovasi pertanian dan riset yang berkaitan dengan kopi.
Riset yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi permasalahan pertanian di Bangka Belitung seperti riset tanah, riset pupuk, riset bibit yang bagus untuk ditanam bisa agar dapat membantu para petani dalam memproduksi kopi berkualitas. Peningkatan peran mahasiswa di bidang akademik diharapkan dapat membantu para petani meningkatkan produksi kopi di Bangka Belitung.
Kegiatan ini dihadiri oleh narasumber terpilih yaitu Sumardi, S.E selaku Owner Kopi Petaling, Geothani Harapan Putera Batubara, S.Kel., M.Si, dosen program studi Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung, anggota pengurus BEM KM FPPK serta delegasi dari setiap Himpunan Mahasiswa KM FPPK.
Diawali dengan penyampaian motivasi dan diskusi tentang kewirausahaan, khususnya terkait kopi di Bangka Belitung, selanjutnya, peserta diajak mengelilingi kebun kopi untuk melihat proses pembuatan kopi, diakhiri dengan sesi foto bersama.
Workshop tentang kopi ini diadakan untuk meningkatkan minat generasi Z terhadap kopi, terutama dalam aspek pertanian dan produksi. Mengingat kopi kini telah menjadi bagian dari pola dan gaya hidup anak muda, acara ini bertujuan untuk menarik perhatian mereka agar mau berdiskusi tentang kopi serta isu-isu pertanian yang terkait.
“Harapannya semoga mahasiswa/i tidak berhenti di workshop ini. Artinya setelah gagasan ini mereka punya rancangan mau seperti apa sehingga mereka bisa mengembangkan yang tidak hanya berfokus pada kopi saja tetapi pada sektor pertanian lainnya dan terciptanya regenerasi pertanian. Selain itu, diharapkan dapat diadakan kegiatan yang lebih besar dengan melibatkan petani kopi lain untuk mendiskusikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi,” jelas Al Wisyahk selaku Gubernur Mahasiswa KM FPPK.
Menariknya, kegiatan kali ini karena melakukan kunjungan langsung ke petani dan pemilik Kopi Petaling, memberikan peserta kesempatan untuk memahami kondisi di lapangan. Acara ini mencakup diskusi dengan pemilik kopi, praktik langsung, dan penjelasan mengenai proses pemasaran dari narasumber. Peserta dapat memperoleh manfaat berupa sertifikat, relasi, pengalaman, dan jaringan.
“Sebagai BEM, lembaga eksekutif mahasiswa, kami menyadari bahwa isu-isu terkait industri dan distribusi ekonomi dapat diselesaikan di jurusan, sementara BEM fokus pada kebijakan. Namun, kita tidak boleh terjebak dalam pola tersebut tentunya penting untuk mencapai keseimbangan antara keduanya. Kami dapat mengembangkan regulasi dan kebijakan, sambil memikirkan teknis lain yang dapat diinisiasi oleh mahasiswa di lapangan,” tambah Al Wisyahk.
Sumardi, S.E selaku Owner Kopi Petaling mengapresiasi FPPK UBB dan menyampaikan terimakasih, setidaknya dengan adanya acara ini mereka selaku petani kopi bisa berdampak untuk akademisi dan masyarakat lebih luas lagi.Dimana mereka akan beranggapan kenapa para mahasiswa sampai turun ke lapangan untuk melihat langsung ke kebun kopi.
“Jangan pernah takut untuk mencoba karena takut gagal, itu tidak akan berhasil. Mau apapun itu usahanya jangan pernah gengsi. Apa yang kita akan usahakan kita harus tahu dulu apa inti dari usaha kita. Harapannya tahun ini acaranya mungkin hanya permulaan tapi di tahun depan acaranya mungkin akan lebih bervariatif. Fokus yakin dan konsisten. Saya berharapnya Bangka Belitung, paling tidak dapat menjadi salah satu penghasil kopi di Indonesia,” ungkap Sumardi
Putri, salah satu peserta Workshop Coffee Conversation, berharap acara ini dapat berkembang lebih besar dan menjangkau lebih banyak orang, termasuk masyarakat, terutama anak muda, serta melibatkan pemerintah. Hal ini penting mengingat kondisi pertanian di Indonesia yang saat ini dalam situasi kritis. (Wind)