Perihal Kinerja, Tokoh Anti Korupsi Babel : Gubernur Cuma “Pintar” Janji dan Pencitraan

  • Bagikan

 

Pangkalpinang,  SuaraBabelNews.Com,-

Tokoh anti korupsi Provinsi Bangka Belitung sekaligus Ketua DPW Gerakan Masayarakat Perangi Korupsi (GMPK), Effendi menilai pihak Gubernur Erzaldi hanya seorang pembual yang selama kepemimpinannya hanya sibuk pencitraan kinerja nya berorientasi pencitraan politik tanpa berorientasi pada hasil, Kamis 10/02/2022

Pernyataan bernada keras ini terlontar ketika ditanyakan tanggapannya atas isu pencopotan Sekda Provinsi Babel yang terus menggelinding menjadi bola liar di masayarakat Bangka Belitung.

“Upaya terang-terangan Gubernur akan mencopot Sekda merupakan bentuk arogansi karakter Gubernur sebagai Pemimpin. Dengan pongahnya dia selalu menggunakan kekuasaan untuk menjatuhkan bahkan menghancurkan reputasi seseorang yang tidak disukai dan tidak sejalan dengan nya dengan berbagai cara. Publik tentu masih ingat, banyak sudah yang jadi korban selama dia menjabat dan ini akan menodai sejarah pemerintahan Provinsi Kep Babel. Bahkan arogansi kekuasaan juga dipertontonkan di semua bidang termasuk tentunya pengelolaan keuangan daerah, diduga dia memanfaatkan betul kekuasaannya tidak peduli dengan cara cara kotor dan haram, semoga beliau ini sadar kalau pertanggung-jawabannya nanti berat, semoga dia segera bertobat,” beber Effendi.

Effendi menilai, hiasan program kerakyatan seperti janji politiknya dalam masa kampanye di tahun 2017 yang lalu, hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya sehingga jauh dari manfaat bagi rakyat dan disinyalir penuh atmosfer korupsi , contoh nyata sudah terbukti adalah pengadaan bibit lada dan program berkah mart yang sedang sekarang sedang dibidik oleh Kejati Bangka Belitung.

“Soal klaim pertumbuhan ekonomi, kita sama-sama tahu itu bukanlah hasil kinerja Gubernur tetapi lebih karena Babel diuntungkan dengan produk dari komoditas timah yang sepanjang 2021 harganya memang melambung juga sawit serta perkebunan lainnya yang harganya bagus didunia internasional,” kata Effendi.

Sifat otoriter Gubernur ini, lanjut Effendi, dikhawatirkan juga akan jadi milestone yang buruk bagi sejarah perpolitikan di Babel. Karena selain merusak tata kelola Pemprov Kep Babel di akhir masa jabatannya. Effendi bilang, Gubernur memproklamirkan diri karakter pemimpin yang arogan sekaligus menjelaskan bahwa dirinya bukanlah pembina kepegawaian yang benar .

“Faktor subjektif disertai kebencian / ketidaksukaan jelas sekali. Gubernur memanfaatkan posisinya untuk menyingkirkan kompentitor politik dengan kewenangannya,” tutup Effendi.

­(RED)

  • Bagikan