Pangkalpinang, SuaraBabelNews.com, –
Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang menerima informasi kejadian kapal mati mesin yang menimpa nelayan Desa Kurau di Perairan Tanjung Beriga, Senin, 24 Februari 2025.
Diketahui, kapal dengan panjang 13 meter yang dinahkodai Abdul Fatah (L/46), bersama anaknya, Ilham (L/17), merupakan nelayan Desa Kurau, sebelumnya pada 22 Februari 2025, pukul 17.00 WIB berangkat memancing menggunakan perahunya dari Kurau menuju Sadai.
Saat tiba di Perairan Beriga, Bangka Tengah, pada 23 Februari 2025, pukul 14.00 WIB, kapal mengalami mati mesin. Pemilik kapal pun mencoba melakukan perbaikan, namun hingga malam hari mesin belum bisa menyala dan memutuskan untuk lego jangkar di perairan tersebut pada koordinat 2°29’5.23″S-106°46’47.63″E, sembari mencoba memperbaiki lagi. Dikarenakan tidak kunjung hidup, pagi harinya korban kemudian melaporkan hal tersebut ke saudaranya untuk meminta bantuan evakuasi. Kemudian saudara korban menghubungi Kantor SAR (Kansar) Pangkalpinang untuk meminta bantuan SAR.
Menerima informasi tersebut, Kansar Pangkalpinang memberangkatkan 1 Tim Rescue menuju lokasi, guna melakukan evakuasi. Tim SAR Gabungan yang terdiri dari, Rescuer Kansar Pangkalpinang dan ABK KN SAR Karna, menuju lokasi menggunakan kapal RBB (Rigid Bouyancy Boat) milik Basarnas.
Tim SAR berhasil menemukan posisi kapal korban pada pukul 14.00 wib dalam keadaan lego jangkar. Tim kemudian berkoordinasi dengan Nahkoda kapal dan menanyakan kondisi mereka. Tim kemudian segera melakukan penarikan terhadap kapal korban menuju Dermaga Kurau.
Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, menjelaskan Kansar menerima informasi terkait seorang nelayan yang membutuhkan bantuan evakuasi.
“Tim Rescue kemudian segera kami kirimkan kelokasi korban di sekitaran Perairan Tanjung Beriga menggunakan RBB (Rigid Bouyancy Boat). Pada pukul 2 siang tadi tim mengkonfirmasi berhasil menemukan kapal dan kedua korban dalam keadaan selamat. Selanjutnya proses penarikan kapal menuju Dermaga Kurau. Semoga proses penarikan dapat berjalan dengan lancar hingga tiba di dermaga,” jelas Oka. (*)