Pangkalpinang, Suarababelnews.com –
Pemerintah Kota Pangkalpinang terus memperkuat komitmen dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular, khususnya AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM). Hal ini ditandai dengan dibukanya secara resmi Pertemuan Penguatan Forum Kemitraan terhadap Sektor Swasta/Dunia Usaha dan OPD Non Kesehatan dalam pemanfaatan dan penggunaan dana CSR serta dana konvergensi dari SKPD non-kesehatan untuk mendukung program Pencegahan dan Pengendalian ATM di Kota Pangkalpinang.
Kegiatan yang berlangsung di Sun Hotel Pangkalpinang, Selasa (11/11/2025), dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Mie Go, dan dihadiri oleh perwakilan Bapperida, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, ADINKES Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, unsur dunia usaha, serta organisasi masyarakat.

Dalam sambutannya, Sekda Mie Go menegaskan bahwa pembangunan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa, bukan hanya menjadi urusan sektor kesehatan.
“Upaya pencegahan dan pengendalian AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria memerlukan peran lintas sektor. Kegiatan ini tidak akan efektif jika hanya menjadi urusan medis semata,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penerima dukungan Global Fund sejak tahun 2003 dengan total hibah mencapai USD 1,45 miliar atau setara Rp20,89 triliun. Pendanaan tersebut telah menyelamatkan lebih dari 20 juta jiwa dan mencegah 146 juta infeksi baru sejak tahun 2012.

Namun, lanjutnya, untuk mencapai target Ending AIDS, TBC, dan Malaria pada tahun 2030, diperlukan kolaborasi yang lebih luas antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
“Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka kejadian TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk dan penurunan angka kematian akibat TBC menjadi 6 per 100.000 penduduk. Selain itu, diharapkan 405 kabupaten/kota dapat mencapai eliminasi malaria pada tahun 2024 dan seluruh Indonesia bebas malaria pada 2030,” ungkapnya.
Sekda juga menyoroti bahwa Indonesia masih berada di peringkat tiga besar dunia dalam hal beban kasus TBC, serta masih menghadapi epidemi HIV/AIDS yang kompleks. Sementara tren penurunan kasus malaria cenderung stagnan sejak 2014.
“Dengan kemajuan teknologi dan informasi, seharusnya penyakit seperti AIDS, TBC, dan Malaria bukan lagi menjadi masalah utama. Namun karena kompleksitas penyebabnya, penanggulangannya harus komprehensif, melibatkan masyarakat, lembaga sosial, dan sektor swasta,” jelasnya.
Mie Go mengajak seluruh pihak untuk aktif berpartisipasi dalam forum kemitraan tersebut. Ia menekankan pentingnya kontribusi CSR, Baznas, NGO, serta dana konvergensi dari SKPD non-kesehatan dalam mendukung pembiayaan dan sinergi lintas sektor.
“Pencegahan dan pengendalian ATM harus melibatkan semua unsur. Dukungan pembiayaan, koordinasi lintas sektor, dan kemitraan yang solid sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Pangkalpinang Ending ATM tahun 2030,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Sekda berharap agar kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi dan melahirkan langkah konkret dalam penanganan AIDS, TBC, dan Malaria di Kota Pangkalpinang.
“Semoga forum ini mampu menghasilkan sinergi nyata dan solusi bersama untuk mengakhiri AIDS, TBC, dan Malaria di Pangkalpinang,” tutupnya.
(Wind)












