Suara Babel News, Pangkal pinang–
Demi mencegah mobilitas masyarakat yang meningkat di akhir tahun, Pemerintah meniadakan cuti bersama natal dan tahun baru 2022. Dengan demikian, risiko penyebaran COVID-19 dapat dicegah agar tak sampai menimbulkan gelombang ketiga corona.
Cuti bersama 24 Desember 2021 dihapus sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi SKB Tiga Menteri Nomor 712 Tahun 2021, Nomor 1 Tahun 2021, serta Nomor 3 Tahun 2021 tentang Hari libur Nasional dan Cuti Bersama 2021.
Lalu kenapa cuti bersama dihapus? berikut penjelasannya.
Cuti Bersama Dihapus: Natal-Tahun Baru Sama-sama di Hari Sabtu
Informasi soal cuti bersama dihapus sudah disampaikan Menko PKM Muhadjir Effendy pada 18 Juni 2021 lalu. Ada pula 2 libur nasional lainnya yang mengalami pergeseran lantaran ‘kejepit’ dengan akhir pekan.
“Pemerintah memutuskan untuk mengubah dua hari libur nasional dan meniadakan satu hari libur cuti bersama,” ucap Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy dalam konferensi pers kala itu.
Untuk diketahui, tanggal 25 Desember dan 1 Januari 2022 sama-sama berada di hari Sabtu. Dengan dihapusnya cuti bersama 24 Desember, pemerintah hendak mencegah peningkatan mobilitas masyarakat, di mana dikhawatirkan banyak orang yang mengambil libur panjang hingga perayaan tahun baru 2022.
Dalam SKB 3 Menteri, tercantum bahwa kini cuti bersama Natal 2021 ditiadakan. Ini daftar hari libur dan cuti bersama 2021 yang terbaru sesuai SKB 3 Menteri:
Jumat, 1 Januari: Tahun Baru 2021 Masehi
Jumat, 12 Februari: Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili
Kamis, 11 Maret: Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW
Minggu, 14 Maret: Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943
Jumat, 2 April: Wafat Isa Al Masih
Sabtu, 1 Mei: Hari Buruh Internasional
Kamis, 13 Mei: Kenaikan Isa Al Masih sekaligus Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah
Jumat, 14 Mei: Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah
Rabu, 26 Mei: Hari Raya Waisak 2565
Selasa, 1 Juni: Hari Lahir Pancasila
Selasa, 20 Juli: Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah
Rabu, 11 Agustus: Tahun Baru Islam 1443 Hijriah (diubah)
Selasa, 17 Agustus: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Rabu, 19 Oktober: Maulid Nabi Muhammad SAW (diubah)
Sabtu, 25 Desember: Hari Raya Natal
Cuti bersama
Rabu, 12 Mei: Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.
Sementara itu, SKB 3 Menteri soal libur 2022 juga sudah diterbitkan. Berikut daftar hari libur nasional 2022 sesuai SKB 3 Menteri Nomor 963 Tahun 2021, Nomor 3 Tahun 2021 dan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2022. Berikut 16 hari yang ditetapkan sebagai tanggal merah dalam kalender 2022:
Sabtu, 1 Januari 2022 (Tahun Baru Masehi)
Selasa, 1 Februari 2022 (Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili)
Senin, 28 Februari 2022 ((Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW)
Kamis, 3 Maret 2022 (Hari Suci Nyepi)
Jumat, 15 April 2022 (Wafat Isa Al Masih)
Minggu, 1 Mei 2022 (Hari Buruh Internasional)
Senin-Selasa, 2-3 Mei 2022 (Hari Raya Idul Fitri 1443 H)
Senin, 16 Mei 2022 (Hari Raya Waisak 2566 BE)
Kamis, 26 Mei 2022 (Kenaikan Isa Almasih)
Rabu, 1 Juni 2022 (Hari Lahir Pancasila)
Sabtu, 9 Juli 2022 (Hari Raya Idul Adha 1443 H)
Sabtu, 30 Juli 2022 (Tahun Baru Islam 1444 H)
Rabu, 17 Agustus 2022 (Hari Kemerdekaan Republik Indonesia)
Sabtu, 8 Oktober 2022 (Maulid Nabi Muhammad SAW)
Minggu, 25 Desember 2022 (Hari Raya Natal)
Cuti Bersama Dihapus, Pemerintah Larang Beli Tiket Mudik
Cuti bersama dihapus dan kini pemerintah juga akan mengetatkan aturan di masa Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menko Muhadjir juga meminta Masyarakat untuk tidak membuat rencana bepergian jauh di masa tersebut.
“Kita matangkan aturannya dulu. Pokoknya sementara sekarang jangan ada yang punya rencana mudik. Jadi nggak usah beli tiket dulu, nggak usah merancang dulu untuk bepergian jarak jauh,” kata Muhadjir di Balai Kota Solo, Rabu (27/10/2021).
Muhadjir menyebut bahwa pemerintah tidak ingin terjadi gelombang ketiga virus Corona atau COVID-19 pasca libur panjang akhi tahun. Dia mengambil contoh
beberapa negara yang saat ini dilanda lonjakan kasus COVID-19.
“Sekarang kan Eropa hampir semua negara mengalami kenaikan yang drastis, Amerika Selatan, tetangga kita Singapura yang kemarin katanya paling hebat menangani COVID tapi sekarang justru mengalami keparahan, Jepang juga, Korsel juga. Karena itu kita tidak boleh main-main ini dengan kondisi kita ini kemudian menganggap remeh,” tuturnya.
Meski masih dimatangkan, Muhadjir mengatakan bahwa kemungkinan pemerintah akan membuat aturan seperti tahun lalu demi masyarakat.
“Kemungkinan akan kita atur ketat seperti tahun lalu, terutama jangan dicurigai macem-macem. Ini demi keselamatan dan kemaslahatan rakyat Indonesia semua,” ujarnya mengakhiri.
Suara Babel News, menyuarakan untuk masyarakat Babel dan sekitarnya.