DaerahLingkunganPT TIMAHSerba Serbi PT TIMAH

Harmoni Tambang Dan Wisata, Awek Fishing And Resto Hadirkan Pemancingan Dan Wisata Kuliner Khas Bangka Selatan

103
×

Harmoni Tambang Dan Wisata, Awek Fishing And Resto Hadirkan Pemancingan Dan Wisata Kuliner Khas Bangka Selatan

Sebarkan artikel ini

Bangka Selatan, SuaraBabelNews.com, —

Sektor pertambangan selama ini identik dengan eksploitasi sumber daya alam. Namun, di Bangka Selatan, Sudariyanto atau yang kerap disapa Awek, berhasil membuktikan bahwa aktivitas pertambangan bisa berdampingan dan berkontribusi terhadap sektor lain, seperti pariwisata dan perikanan.

Awek berhasil mengembangkan ‘Awek Fishing and Resto’ yang terletak di Desa Bencah, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan, sebagai destinasi wisata alami di tengah kebun sawit dan aktivitas penambangan yang masih beroperasi.

Lahan bekas tambang dan kebun sawit yang sebelumnya tak produktif, kini disulap menjadi destinasi wisata baru dengan konsep restoran alam dan kolam pemancingan.

Di kawasan wisata ini, para pengunjung tidak hanya bisa bersantai dan menikmati makanan khas Bangka Selatan saja, tapi juga bisa memancing, melihat ribuan ikan-ikan berbagai jenis dan juga merasakan suasana alami seperti di perkebunan, bersantai bersama keluarga, atau mengabadikan momen di spot-spot foto alami, yang sebelumnya merupakan areal tambang terbuka dan perkebunan sawit.

Tak jauh dari kawasan ini, pengunjung juga bisa melihat langsung aktivitas penambangan timah yang sedang beroperasi, dua sektor ini tumbuh
berdampingan.

Untuk mendukung pengembangan Awek Fishing and Resto, PT Timah memberikan bantuan untuk menambah berbagai fasilitas, sehingga destinasi wisata ini bisa semakin berkembang dan bisa menampung lebih banyak wisatawan.

Sudariyanto mengatakan, kawasan wisata yang dibangunnya ini merupakan lahan bekas tambang yang kemudian disulapnya menjadi kolam pemancingan. Setelah itu, baru Ia bersama istri membuka restoran yang menyediakan berbagai menu seperti lempah kuning, sambal terasi, ikan bakar dan berbagai menu seafood lainnya.

“Dulunya ini hanya pemancingan, dan kolam ikan itu merupakan lahan bekas tambang yang memang digali tidak terlalu dalam. Lalu saya berpikir untuk membuat ini menjadi teduh dengan menanam sawit beberapa tahun lalu. Hasilnya seperti sekarang, karena memang awalnya hanya mau bikin tempat pemancingan lalu berkembang,” ceritanya beberapa waktu lalu.

Di lahan seluas 1 hektar, saat ini Awek telah memiliki beberapa kolam ikan berbagai jenis ukuran, dengan berbagai jenis ikan seperti ikan nila, lele dan berbagai ikan lainnya.

“Jadi selain memancing, kami juga menawarkan makan santai ala kampung, kami masak makanan khas daerah tanpa penyedap rasa, karena menggunakan bahan-bahan segar. Pengunjung juga bisa request hasil pancingan mereka untuk dimasak di sini,” ceritanya.

Menurutnya, Ia mengalami kendala dalam mengembangkan usahanya karena keterbatasan modal, sedangkan permintaan pasar cukup banyak. Sehingga, Ia bersyukur dengan adanya bantuan dari PT Timah, nantinya dirinya bisa membangun lebih banyak gazebo dan jumlah pengunjung yang datang juga bisa lebih banyak.

“Bantuan dari PT Timah akan digunakan untuk membuat gazebo, jadi nantinya kalau ada yang datang rombongan bisa kita fasilitasi, selama ini kan kita terkendala di tempat. Sekarang saung-saungnya belum banyak, sehingga yang mau datang ke sini harus reservasi dulu satu hari sebelum. Kalau banyak yang datang, kan juga akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di sini,” ujarnya.

Menurutnya, Ia mulai merintis usaha ini sebagai salah satu alternatif pasca tambang, sehingga lahan tidur bisa dioptimalkan dan memberikan dampak ekonomi.

“Di depan itu ada tambang dan saya membuka resto ini juga dari hasil tambang, waktu resto ini buka di tahun 2022 masih ada tambang di depannya. Hasil tambang saya investasikan untuk buka usaha ini. Kalau penambangannya dilakukan dengan benar dan sesuai tempat, bisa berdampingan dengan sektor lainnya. Saya ada kolam ikan di depan ada tambang, semua bisa sama-sama hidup. Asalkan dilakukan dengan baik,” ujarnya.

Ia mencotohkan, aktivitas penambangan yang dilakukan di dekat resto dan pemancingannya merupakan IUP PT Timah. Sehingga proses penambangan diawasi oleh perusahaan dan bisa meminimalkan dampak lingkungan.

“Kalau yang nambang PT Timah enak, karena mereka pasti mengawasi. Tapi yang repot ini kan yang ilegal, mereka nambang di hulu yang bukan kawasan tambang, sehingga menganggu sektor lainnya,” ucapnya.

Kedepan, Ia berharap PT Timah dapat terus membina penambang-penambang kecil, sehingga nantinya bisa melaksanakan penambangan yang baik dan pasca tambangnya bisa digunakan untuk berbagai sektor lainnya, seperti perikanan dan pariwisata.

“Semoga PT Timah nanti bisa jaya terus, jadi bisa membina penambang kecil lainnya, manfaatnya bisa dirasakan masyarakat karena CSR nya membantu dalam berbagai bidang dan bisa saling mendukung,” harapnya.

Nah, bagi yang penasaran untuk mengunjungi destinasi wisata Awek Fishing and Resto, bisa datang langsung ke Desa Bencah, Kabupaten Bangka Selatan, atau bisa reservasi melalui media sosial Awek Fishing.

Tempat wisata ini menjadi bukti nyata, bahwa lahan pasca tambang tidak harus berakhir sebagai lahan tidur. Justru melalui sentuhan kreativitas dan komitmen pada keberlanjutan, kawasan ini menjelma menjadi ruang rekreasi yang menyatu dengan alam, serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. (*)