Jada Bahrin-Bangka, SuaraBabelNews.com, –
Memasuki Masa Sidang II, Tahun Sidang I, DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Maryam, SH, MH, melakukan reses di Desa Jada Bahrin, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Sabtu sore, 17 Mei 2025.
Reses yang digelar di kantor desa oleh anggota DPRD Babel Dapil 6 Kabupaten Bangka ini, bertujuan untuk mendengarkan dan menyerap aspirasi serta masukan dari masyarakat untuk dibawa kedalam rapat paripurna.
Dalam sesi wawancara bersama awak media, Maryam menjelaskan hasil aspirasi yang diserap dari reses, yang paling krusial adalah terkait masalah kebun plasma.
“Aspirasi yang kami serap yakni terkait jalan desa, juga terkait kebun plasma pada salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di desa ini dimana hingga saat ini menurut Kepala Desa tidak adanya kebun plasma yang didapatkan desa selama ini,” ujar Maryam usai dialog bersama masyarakat.
Maryam berharap dari reses dapat meningkatkan sinergi antara DPRD dan masyarakat.
“Kami sebagai anggota DPRD masih banyak kekurangan, sehingga kami memerlukan saran dan masukan masyarakat bagaimana seharusnya membangun Bangka Belitung sesuai skala prioritas,” kata Maryam.
Tak sendirian, dalam kegiatan reses ini, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Babel ini turut melibatkan sejumlah perwakilan OPD terkait, diantaranya dari Biro Kesra Setda Provinsi, Disnaker, Bappeda, serta Kepala Desa Jada Bahrin dan perangkatnya.
“Sayangnya dari Dinas Pendidikan tidak hadir disini. Saya kritik keras, dari sekian banyak yang bertugas di Diknas Provinsi tapi tidak ada yang hadir. Kita ini reses resmi. Reses ini penting, lain kali jangan begini,” tegas anggota DPRD Babel dari Partai Demokrat ini yang dikenal vokal.
Asari, selaku Kades Jada Bahrin, juga menjelaskan bahwa terkait kebun plasma yang menjadi kewajiban suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit di desanya.
“Adanya pengajuan perpanjangan HGU oleh perusahaan serta permintaan dokumen plasma dari BPN. Maka kami menuntut adanya penggantian hak kami selama ini karena tidak adanya kebun plasma bagi kami selama belasan tahun perusahaan berdiri. Kami hanya ditawari untuk plasma baru. Untuk itu kami berharap kepada ibu Maryam untuk membantu memperjuangkan hak kami,” ujar Kades Jada Bahrin.
Selain itu Jada Bahrin yang 30 persen masyarakatnya berprofesi nelayan juga berharap perhatian dan bantuan dari pemerintah.
“Kami berharap dari reses Ibu Maryam ini, adanya program bantuan dari pemerintah bagi kami yang berprofesi sebagai nelayan,” ujar Sulastri yang merupakan Ketua Nelayan Tangkap Udang Desa Jada Bahrin.
Diketahui, Desa Jada Bahrin merupakan Desa Percontohan Ketahanan Pangan di tahun 2024 atas keberhasilan desa dalam melakukan tumpang sari tanaman holtikultura di kebun-kebun mereka. Maryam berharap hal tersebut dapat dipertahankan.