Daerah

PT Timah Dukung Rakernas dan Workshop Forkopindo 2024, Komitmen Majukan Riset dan Pengembangan Pertambangan

938
×

PT Timah Dukung Rakernas dan Workshop Forkopindo 2024, Komitmen Majukan Riset dan Pengembangan Pertambangan

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG – PT Timah Tbk kembali menegaskan komitmennya dalam memajukan dunia pendidikan dan membina kolaborasi lintas sektor dengan mendukung penuh kegiatan Rapat Kerja Nasional Tahunan ke-10 (TNT X) dan Lokakarya Kursus ke-8 (WMK VIII) Forkopindo 2024.

Kegiatan yang diselenggarakan di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, pada 24-26 November tersebut diikuti oleh lebih dari 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan praktisi pertambangan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Program Studi Teknik Pertambangan Seluruh Indonesia (Forkopindo) bekerja sama dengan Universitas Bangka Belitung (UBB), forum ini mengangkat tema “Penambangan Berbasis Good Mining Practices” yang sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pertambangan di Indonesia melalui prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Profesor Dr. Eng. Syafrizal, ST, MT, Ketua Forkopindo, menyoroti peran Forkopindo sejak 2013 sebagai wadah diskusi dan kolaborasi antar program studi teknik pertambangan di Indonesia. Ia memuji PT Timah atas dukungannya yang konsisten.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada para sponsor, khususnya PT Timah yang telah mendukung acara ini, tidak hanya melalui pendanaan, fasilitas, dan akses ke lokasi tambang, tetapi juga memperkaya pengetahuan peserta melalui pengalaman praktis di lapangan,” kata Syafrizal.

Peserta juga mengunjungi tambang timah primer dan aluvial PT Timah, serta Unit Metalurgi dan Peleburan di Muntok, tempat mereka mengamati operasi seperti pengerukan produksi.

“Kegiatan ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi mahasiswa, dosen, dan praktisi pertambangan tentang kompleksitas operasi penambangan timah, khususnya dalam menerapkan praktik penambangan yang baik,” imbuhnya.

Direktur Utama PT Timah, Ahmad Dani Virsal menyatakan dukungan perusahaan terhadap acara ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam meningkatkan sumber daya manusia di sektor pertambangan.

“Kami sangat mendukung forum yang mempertemukan akademisi, industri, dan pemerintah. Acara ini menjadi kesempatan untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan solusi atas tantangan di sektor pertambangan, termasuk penerapan pertambangan berkelanjutan,” jelasnya.

Ia menekankan fokus PT Timah pada manajemen pascatambang dan pengembangan teknologi, dan berharap diskusi ini dapat memperkaya kurikulum universitas dan menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global di industri pertambangan.

Profesor Dr. Ibrahim Esvil, M.Si., Rektor Universitas Bangka Belitung, mengidentifikasi isu-isu utama dalam pertambangan, termasuk regulasi, operasi, pengelolaan lingkungan, permodalan, dan pengembangan masyarakat pasca penambangan.

“Diskusi pada acara ini diharapkan dapat membuka jalan bagi solusi berkelanjutan di sektor pertambangan dan mendorong sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah,” katanya.

Ia memuji PT Timah sebagai mitra strategis, mengakui kontribusinya terhadap pengembangan infrastruktur dan penelitian UBB.

“Fasilitas kampus kami, termasuk gedung dan laboratorium, sangat terbantu dengan dukungan PT Timah. Kami berharap kerja sama ini dapat terus meningkatkan mutu pendidikan dan penelitian,” imbuhnya.

Kurniawan, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bangka Belitung, menekankan pentingnya praktik pertambangan yang baik untuk memastikan keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam operasi pertambangan.

“Profesional muda dan praktisi pertambangan harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Ing. Triwirnardo, ST, MT, mencatat sektor pertambangan dan penggalian Indonesia memberikan kontribusi sebesar Rp2.168 triliun atau 10,5% terhadap PDB nasional pada tahun 2023.

“Sektor ini juga menyumbang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp172,6 triliun yang menunjukkan dampak ekonomi yang signifikan,” ujarnya.

Ia menggarisbawahi tantangan sektor terkait dengan masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dan mendesak kepatuhan terhadap peraturan teknis dan lingkungan yang ketat.

Ketua Acara Hasley Oktarianty, ST, MT, menyampaikan harapan agar terjalin kerjasama yang berkelanjutan antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan dunia usaha, khususnya dengan PT Timah.

“Kami yakin sinergi ini dapat mendorong kemajuan sektor pertambangan Indonesia, tidak hanya secara operasional tetapi juga dalam pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pascatambang,” pungkasnya.

Peserta yang hadir meliputi perwakilan dari 28 universitas terkemuka di Indonesia, seperti ITB, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Hasanuddin, Universitas Lambung Mangkurat, dan Universitas Papua, yang menegaskan pengakuan nasional TNT dan WMK sebagai platform kolaborasi. (*)