EDITORIAL, SUARA BABEL NEWS –
Sosok “Bjorka”, hacker paling fenomenal di Indonesia sejak 2022, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, misteri seputar identitasnya memuncak setelah aparat Polda Metro Jaya mengamankan seorang pemuda berinisial WFT (22),
warga asal Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara, yang diduga kuat terlibat dalam kasus kebocoran data besar-besaran milik salah satu bank swasta.
Ironisnya, WFT diketahui hanya tamatan SMP dan menjalani kehidupan sederhana. Namun, ia dituding sebagai dalang peretasan terhadap jutaan data nasabah bank yang mencuat ke publik pada Jumat, (3/10/2025). Fakta ini pun memicu pertanyaan besar: apakah benar WFT adalah Bjorka, atau hanya pion dalam permainan siber global yang lebih kompleks?
Hacker atau Hanya Nama Pinjaman?
Bjorka mulai dikenal publik sejak 2022, kala ia muncul di forum gelap BreachForums dengan membocorkan berbagai data penting—dari KTP dan nomor telepon warga, hingga dokumen rahasia milik lembaga pemerintahan. Ia juga aktif melontarkan kritik tajam terhadap pejabat negara melalui akun media sosial, yang membuat pemerintah geram dan membentuk tim khusus untuk memburunya.
Meski berbagai upaya dilakukan, hingga kini identitas asli Bjorka masih diselimuti misteri. Banyak analis siber meyakini bahwa Bjorka bukan satu orang, melainkan kelompok hacker internasional dengan agenda politik, sosial, hingga ekonomi.
Penangkapan yang Mengejutkan
Penangkapan WFT dilakukan pada 2 Oktober 2025, setelah penyelidikan selama enam bulan oleh Direktorat Siber Polda Metro Jaya. Ia disebut mengakses data nasabah secara ilegal, memanipulasi informasi, dan menyebarkan klaim bahwa 4,9 juta akun telah diretas. Bahkan, WFT mengunggah tangkapan layar database sebagai bukti peretasan dan mengirim pesan ancaman ke bank terkait.
Barang bukti yang diamankan antara lain ponsel, tablet, SIM card, serta perangkat penyimpanan data lainnya.
Polisi menduga aksi WFT bermotif ekonomi, yakni dengan memeras pihak bank menggunakan dalih kebocoran data. Ia kini dijerat Undang-Undang ITE dan terancam hukuman hingga 12 tahun penjara serta denda miliaran rupiah.
Masih Banyak Tanda Tanya
Meski ditangkapnya WFT menjadi babak baru dalam perburuan hacker paling misterius ini, publik masih skeptis. Apakah benar pemuda dengan latar belakang minim pendidikan dan tanpa pengalaman formal di bidang IT mampu melakukan peretasan kelas tinggi? Atau justru ada dalang lain di balik layar, dan WFT hanyalah ‘aktor’ kecil dalam jaringan siber berskala besar?
Pihak kepolisian sendiri masih menyelidiki lebih jauh kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain, termasuk dugaan bahwa WFT hanya menggunakan nama alias Bjorka demi sensasi atau keuntungan pribadi.
Waspada Keamanan Data
Hingga berita ini ditulis, penyidikan masih berlangsung. Kepolisian mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing isu yang belum jelas kebenarannya, sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga keamanan data pribadi di tengah era digital yang semakin rentan.
“Kita akan dalami lagi motif dan keterkaitan tersangka dengan jaringan siber internasional. Belum bisa dipastikan apakah dia Bjorka yang asli atau bukan,” ujar seorang pejabat di Polda Metro Jaya.
Bijaklah dalam dunia digital. Jaga data pribadi Anda, karena di era siber, informasi adalah senjata.