Headline

Tambang Timah Jenis Tower di Perairan Laut Desa Cupat Berpotensi Masalah, Tindakan Tegas APH Dinanti Masyarakat

667
×

Tambang Timah Jenis Tower di Perairan Laut Desa Cupat Berpotensi Masalah, Tindakan Tegas APH Dinanti Masyarakat

Sebarkan artikel ini

ParittigaSuara Babel News, –

Meresahkan dan Heboh, hingga berpotensi menjadi Konflik dan Polemik, terjadi perbincangan hangat saat ini ditengah masyarakat, akibat keberadaan Aktivitas Tambang Timah Jenis Tower di Perairan Laut Desa Cupat, Kecamatan Parittiga, Bangka Barat.

Kekhawatiran itu bukan tanpa sebab. Pasalnya ratusan ponton apung jenis TI tower yang saat ini beroperasi, dikuasai hampir 100 persen pemiliknya dari luar pulau Bangka.

Selain itu, beberapa pekan kebelakang, para pekerja yang dikabarkan juga berasal dari luar pernah mengancam Nelayan yang menegur mereka bekerja, dengan mengacungkan senjata api yang diduga jenis Pistol rakitan. Hal itu diungkapkan sumber terpercaya jejaring media Kabar Jurnalis. Sabtu 18 Oktober 2025.

“Bulan lalu nelayan Desa Teluk Limau pernah diancam pakai pistol rakitan oleh penambang orang luar bangka kayaknya, dari itulah nelayan sama warga sini takut,” kata sumber.

“Setelah itu, pernah lapor ke Polsek Jebus, tapi orangnya dicari tidak ketemu, akhirnya ponton yang bekerja ditertibkan aparat, sekarang sekitar dua minggu beraktivitas kembali bahkan lebih rame lagi dari sebelumnya,” jelasnya.

Kondisi ini jelas menimbulkan ketakutan dan sangat meresahkan masyarakat Desa Cupat dan Teluk Limau, khususnya warga yang didominasi sebagai Nelayan terdampak hingga terancam kehilangan mata pencaharian sebagai sumber penghidupan serta terancam keselamatan.

Selain itu, sumber ini bongkar peristiwa kecelakaan kerja mengerikan yang tidak terungkap kepublik, seorang pekerja tambang disana tewas mengenaskan akibat terlilit tali gerbok, yang sore harinya mayat dibawa ke Belinyu.

“Hari selasa kemaren ada pekerja mati, kalo dak salah kelilit tali gerbok, mayatnya dari siang disimpan diponton itulah, sore nya baru dibawa kebelinyu, karena semua yang kerja naik turunnya kelaut itu dari darmaga yang ada dibelinyu, tidak ada orang disini,” ungkap Sumber ini.

Dari pernyataan beberapa warga ke Redaksi ini, harapannya Aparat Penegak Hukum wilayah Bangka Belitung ini menindak tegas menertibkan aktivitas tambang diperairan laut Cupat yang menimbulkan ketakutan dan Keresahan tersebut.

Keberadaan Satgas Timah yang dibentuk Presiden Prabowo di Bangka Belitung ini, seharusnya bukan hanya menindak Kolektor Ilegal dan Menangkap Penyeludupan Timah, namun harusnya keadilan dalam kondisi yang seperti ini yang ditegakkan.

“Kami berharap satgas di Bangka Belitung ini, juga menindak tegas aktivitas tambang ilegal dilaut kami ini, karena kami merasa terancam dan kami tidak iklas sumber daya alam di tempat kami ini di jarah orang luar, tanpa ada kontribusi untuk kami,” harapnya.

Tidak hanya itu, warga yang berharap ada penghidupan baru setelah aksi besar-besaran ke PT timah kemaren, malah menjadi dilema dan keperihatinan terhadap mereka.

Nelayan Tradisional di wilayah ini, sampaikan harapan mereka, bukan hanya masalah timah saja yang harus diselesaikan serta diprioritaskan, oleh Pemerintah melalui Aparat Penegak Hukum (APH), tetapi bagaimana menyikapi kondisi meresahkan, ketakutan hingga resiko yang mereka hadapi untuk kehidupan.

“Tinggal aparat penegak hukum mau atau tidak menegakan hukum di wilayah disini, karena kami semua menduga dibalik aktivitas tambang laut Cupat ini, ada oknum aparat yang bermain disini,” ujar sumber mewakili Nelayan lainnya.

Ditempat terpisah, Kepala Desa Cupat Gegha Khris Kharisma atau yang akrap dipangil Zepa, setelah terkonfirmasi membenarkan hal ini, namun ia baru ketahui terkait aktivitas tersebut dari laporan warga serta keluhan para Nelayan Tradisional.

Zepa menyebutkan, yang ia takutkan kondisi ini tidak hanya meresahkan, tetapi juga meningkatkan risiko Konflik dan Polemik di Masyarakat setempat, aktivitas penambangan di Laut Cupat ini harus menjadi sorotan penting.

“Di satu sisi, ada harapan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian, akan tetapi di lain sisi ada Nelayan yang bergantung pada mata pencahariannya, saya harap APH harus segera menindak tegas dan Pemerintah harus mengatasi masalah ini, agar tidak menimbulkan gejolak atau masalah yang lebih besar di kemudian hari,” sebut Zepa.

Zepa sebut warga yang sedang protes terhadap keberadaan tambang TI Tower di wilayahnya, merupakan masyarakat yang berprofesi sebagai Nelayan, yang harus di fikirkan.

“Nelayan dan warga disini, terkena imbasnya, Untuk itu ia berharap, aparat penegak hukum untuk bertindak, mengingat nelayan tradisional bergantung hidup dari melaut,” pungkasnya.

(Red)