Pangkalpinang, SuaraBabelNews.com,-
Perairan Beriga di Desa Beriga Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah mengandung sumber daya alam timah yang tidak dimiliki semua wilayah.
Sebagaimana diketahui, laut Beriga juga merupakan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah, perusahaan pertambangan timah yang merepresentasikan negara.
Askandi salah satu warga Beriga, mengatakan timah yang berada di Perairan Beriga merupakan salah satu anugerah Tuhan yang harus dikelola dengan baik. Namun, sayangnya hingga saat ini belum dapat ditambang oleh PT Timah.
“Tujuan kami panitia di Beriga ingin mencari penghasilan yang pasti dan tepat. Kita denger di Desa kita ada IUP, kenapa kita enggak dukung.? Mudah-mudahan dengan adanya IUP ini ada hikmah untuk kita, anugerah dari yang Maha Kuasa. Kenapa ada harta karun di desa kita, enggak kita manfaatkan.?” kata Askandi.
Menurutnya, banyak daerah pesisir di Bangka Belitung yang juga tidak memiliki timah. Namun, akan sangat disayangkan bila yang memiliki potensi timah tidak dimanfaatkan dengan baik.
“Saya berpikir banyak daerah pesisir pantai enggak jadi perbincangan seperti desa kita. Enggak semua laut ada timah, sementara di desa kita ada timah ada IUP. Saya selaku pribadi itu anugerah, artinya ada potensi kenapa kita harus tidur, sedangkan kondisi ekonomi enggak baik-baik saja,” ucapnya.
Meski kata dia sebelumnya, mereka sempat ada keraguan terkait kelengkapan perizinan yang dimiliki PT Timah untuk melakukan penambangan. Pasalnya, hal itu terus berhembus di kalangan masyarakat.
Namun, setelah membangun komunikasi dengan PT Timah, keraguan itu hilang, pasalnya PT Timah telah mengantongi semua perizinan untuk melaksanakan penambangan timah.
“Kami sudah tanya ke PT Timah, ternyata PT Timah sebagai pemilik IUP sudah punya semua legalitas. Kami jadi tidak ragu-ragu lagi untuk menyampaikan ini kepada masyarakat,” katanya.
Menurutnya, ditengah kondisi ekonomi masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja, sektor pertambangan bisa membantu mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Ekonomi enggak baik-baik saja, penghasilan nelayan hanya pas-pasan pada saat ini. Kita mau semuanya maju, nelayan ya nelayan, yang nambang ya nambang. Karena yang nambang enggak mengganggu aktivitas nelayan. Ada sedikit mengganggu itu hanya musiman hanya setahun sekali,” ucapnya.
Lanjut Askandi, berkaca dari beberapa wilayah yang memiliki tambang laut, namun nelayan juga masih tetap bisa melaksanakan aktivitas.
“Tapi berkaca di Tanjung Gunung, kita sudah mempelajari daerah yang ada tambang.
Kita mendukung perusahaan dengan tujuan mensejahterakan masyarakat, kita juga butuh perhatian di bidang kesehatan dan perekonomian untuk kepentingan bersama,” tambahnya.
Dirinya juga berharap, nantinya aktivitas penambangan timah melibatkan masyarakat sekitar seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, tenaga kerja dan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat.
“Harapan kedepannya, kalau PT timah bekerja tolong libatkan kami, utamakan nelayan kami misalnya kalau butuh kendaraan laut pakai punya nelayan. Aktivitas nelayan dan pertambangan berdampingan sehingga nelayan punya penghasilan tambahan,” tutup Askandi. (*)
(Humas PT. Timah)