Kalau Untuk Kenyang Hanya Butuh Satu Piring, Kenapa Harus Korupsi ?

  • Bagikan

Pangkalpinang, SuaraBabelNews.com, —

Pejabat di negeri ini hidupnya sudah lebih dari cukup. Gaji besar, tunjangan melimpah, fasilitas negara serba ada. Tapi tetap saja, masih ada yang korupsi. Seakan-akan, satu piring makanan tidak cukup. Mereka ingin meja makan penuh layaknya restoran bahkan jika perlu dapurnya sekalian.

Lucunya, saat ketahuan korupsi, alasan mereka klise, “khilaf,” “demi keluarga,” atau “tekanan ekonomi.” Padahal, rakyat yang bayar pajak untuk gaji mereka, harus berjuang keras sekadar untuk makan sehari-hari. Anak-anak putus sekolah, rumah sakit penuh pasien tak mampu, tapi uangnya malah masuk kantong pribadi para pejabat.

Korupsi di Indonesia bukan cuma soal uang, tapi juga mental rakus yang sudah membudaya.

Solusinya?

1. Hukuman yang benar-benar memberi efek jera. Bukan sekadar dipenjara sebentar lalu bebas dengan harta masih utuh. Aset hasil korupsi harus disita total, termasuk harta keluarga yang ikut menikmati.

2. Transparansi dan pengawasan ketat. Setiap proyek dan anggaran harus terbuka untuk publik. Kalau ada yang aneh, rakyat bisa langsung bersuara.

3. Pendidikan antikorupsi sejak dini. Jangan sampai generasi mendatang menganggap korupsi itu hal biasa. Harus ada penanaman nilai integritas sejak kecil.

4. Gaya hidup sederhana untuk pejabat. Kalau benar-benar ingin melayani rakyat, hidup sewajarnya. Potong tunjangan mewah, hapus fasilitas yang tidak perlu. Biar mereka merasakan sendiri bagaimana hidup seperti rakyat yang mereka wakili.

Namun apapun solusi yang diterapkan, selama para pejabat masih merasa satu piring tidak cukup, selama itu pula rakyat akan terus menderita. Mungkin mereka lupa, makanan yang didapat dari uang haram, meski enak di mulut, tetap akan jadi racun di perut dan otak.

(Penulis : Ariansyah, Mahasiswa IAIN Syekh Abdurrahman Siddik, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Islam, Prodi Bimbingan Konseling Islam)

 

  • Bagikan